EKSPOSKALTIM, Bontang - Tingginya permintaan masyarakat terhadap tahu dan tempe, salah satu produsen makanan asli indonesia ini di Kota Bontang mampu menghabiskan setengah ton kedelai perhari.

"Setiap harinya pabrik kami menghabiskan 500 kilo kedelai untuk diproduksi menjadi tahu dan tempe. Itu pun sering bertambah jika ada permintaan dari konsumen lagi," ujar pemilik pabrik tahu tempe, Mudawan, di jalan Ahmad Yani, Gang Taekwondo, Bontang Utara, Jum'at (5/8/2016) siang.

Mudawan mengatakan, tingginya permintaan produksi membuat pabriknya mampu meraup omset 6,5 juta bahkan sampai 7 juta perharinya.

"Ini tergantung permintaan pelanggan saja. Pemasaran kami pun sudah terikat oleh berbagai rumah makan, jadi setiap hari kami tinggal mengatarkan saja, berapa yang ia minta. Bahkan sering ada yang datang langsung ke pabrik untuk membeli langsung, biasanya pengusaha rumah makan dari kota Sanggata," ujarnya.

Dijelaskannya, air bersih yang tidak lancar menjadi kendala yang mesti dihadapinya dalam memproduksi makanan ini. Akibatnya, tahu dan tempe yang dihasilkannya pun terkadang kurang berkualitas.

"Memproduksi tahu dan tempe itu juga kan bahan utamanya air, tapi sering kali Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) hanya ngalir beberapa hari dalam seminggu,” pungkasnya

Karena itu, menanggulangi hal ini, Mudawan pun membeli air ketempat lain dan mesti mengelurkan biaya banya untuk itu.

“Kemarin sempat buat sumur bor air tapi airnya tidak bagus. Jadi, kalau dipakai produksi makanan akan sangat buruk," sebutnya.