
Bontang, EKSPOSKALTIM – Dalam rangka memperingati HUT Kemerdekaan RI ke-80, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni memimpin Apel sekaligus Deklarasi Sekolah Merdeka Sampah di halaman Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Bontang, Senin (25/8).
Dalam sambutannya, Neni menegaskan bahwa persoalan sampah adalah isu global yang kian mendesak. Hampir semua kota besar di dunia kini menghadapi tantangan serupa: timbunan sampah yang terus meningkat akibat pertumbuhan penduduk, urbanisasi, serta gaya hidup konsumtif.
“Tumpukan sampah yang tidak terkelola dengan baik bukan hanya soal estetika kota. Ia mengancam kesehatan masyarakat, mencemari udara, merusak kebersihan air, dan pada akhirnya menggerus kelestarian lingkungan hidup,” jelasnya.
Sebagai kota yang tengah berkembang, Pemkot Bontang disebut terus mendorong inovasi nyata dalam pengelolaan sampah. Salah satu langkah strategisnya adalah gagasan Bontang Merdeka Sampah, yang digerakkan melalui partisipasi kolektif masyarakat—dari sekolah, kawasan wisata, perusahaan, hingga pasar tradisional.
Lewat program Sekolah Merdeka Sampah, pemerintah berharap sekolah dapat menjadi pionir dalam menumbuhkan budaya baru pengelolaan sampah sejak dini. Neni menyebut hal ini sejalan dengan Perwali Nomor 15 Tahun 2010 tentang Sekolah Berbudaya Lingkungan (Eco School) yang telah lebih dulu menjadi fondasi pendidikan lingkungan di Bontang.
Ia menekankan pentingnya pendidikan karakter sebagai pondasi membentuk generasi yang peduli lingkungan. “Pendidikan karakter bukan hanya soal kecerdasan intelektual, tapi juga menanamkan moral, kepedulian sosial, dan rasa tanggung jawab terhadap bumi yang kita tinggali,” ucapnya.
Menurut Neni, sekolah tak boleh berhenti sebagai ruang belajar, melainkan harus menjadi benteng penanaman nilai cinta lingkungan. Deklarasi Sekolah Merdeka Sampah ini, kata dia, adalah bukti bahwa lembaga pendidikan bisa menjadi motor penggerak gerakan peduli lingkungan.
“Sekolah bukan hanya pusat pembelajaran, tetapi juga pusat pembiasaan hidup bersih, sehat, dan ramah lingkungan,” tegasnya.
Dalam deklarasi tersebut, Pemkot Bontang menegaskan lima komitmen utama:
Melakukan gerakan peduli dan berbudaya lingkungan hidup di sekolah.
Mengurangi timbulan sampah dalam aktivitas belajar maupun kegiatan sehari-hari.
Melaksanakan pemilahan dan pengolahan sampah organik serta anorganik dari sumbernya.
Mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dengan produk ramah lingkungan.
Menjadi agen perubahan menuju sekolah merdeka sampah.
Di akhir acara, Neni berharap program ini dapat menjadi konsep transformatif dalam pengelolaan sampah di dunia pendidikan, sekaligus warisan nilai bagi generasi mendatang.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !