.jpg)
Samarinda, EKSPOSKALTIM – Menteri Kebudayaan Fadli Zon menegaskan Prasasti Yupa yang diajukan sebagai nominasi Memory of the World (MOW) UNESCO menjadi bukti tertulis tertua di Nusantara.
“Hari ini kita mengukir langkah bersejarah. Prasasti Yupa, bukti tertulis tertua di Nusantara dari abad ke-4 Masehi, diusulkan sebagai nominasi MOW UNESCO sekaligus mengisi kekosongan warisan dokumenter Indonesia dari periode peradaban awal,” kata Fadli Zon secara daring di Samarinda, dikutip Selasa (9/9).
Menurut Fadli Zon, warisan dokumenter membantu bangsa menyelami jejak pemikiran dan nilai luhur yang membentuk identitas, sejalan dengan visi UNESCO melawan amnesia kolektif.
Yupa melengkapi 16 warisan dokumenter Indonesia yang diakui UNESCO, seperti La Galigo dan Negarakretagama, di mana belum ada yang mewakili periode peradaban awal.
“Prasasti dengan aksara Pallawa dan berbahasa Sanskerta ini menjadi landasan transisi sejarah, simbol otentik peralihan Indonesia dari era prasejarah ke era sejarah,” ujarnya.
Artefak ini juga menjadi jembatan budaya global, hasil kontak maritim dengan India, menunjukkan kemampuan bangsa mengadaptasi aksara, agama, dan sistem politik dengan kearifan lokal. Selain merekam silsilah raja Kutai untuk menegaskan legitimasi kekuasaan, Yupa menjadi narasi besar yang menjembatani bahasa Indo-Arya dengan bahasa lokal Nusantara.
Nominasi didasarkan pada tiga kriteria MOW UNESCO: keaslian dan keunikan, nilai universal, serta risiko kelangkaan. Tujuh prasasti Yupa di Museum Nasional Indonesia telah terverifikasi keasliannya, menegaskan nilai universal adaptasi aksara, sekaligus menghadapi risiko kelangkaan karena usia lebih dari 1.600 tahun dan terbuat dari batu andesit yang rentan pelapukan.
“Digitalisasi 3D dan pembuatan replika telah dilakukan untuk melindungi prasasti ini. Pengakuan UNESCO diharapkan memperkuat upaya proteksi,” tutur Fadli Zon.
Pemerintah mendukung melalui repatriasi arsip, riset multidisipliner untuk menyusun dossier, dan revitalisasi budaya lokal melalui Festival Erau. “Pengakuan ini diharapkan menjadi katalis bagi pendidikan lewat kurikulum, pengembangan ekonomi kreatif, serta penguatan diplomasi budaya dengan negara mitra seperti Belanda dan India,” tambahnya.
Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !