24 Oktober 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Menteri LH Kirim 'Pendekar Lingkungan' ke Kaltim, Usut Dugaan Pencemaran Pertamina


Menteri LH Kirim
Menteri Lingkungan Hidup, Hanif Faisol Nurofiq. Foto: Dok. Kementerian LH

Jakarta, EKSPOSKALTIM – Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) kembali bergerak cepat menanggapi dugaan pencemaran limbah yang diduga berasal dari aktivitas PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga (PHSS) di Muara Badak, Kalimantan Timur. Dugaan pencemaran ini telah menyebabkan kematian massal kerang darah yang menjadi mata pencaharian utama para nelayan setempat.

Menteri Lingkungan Hidup (LH), Hanif Faisol Nurofiq memastikan bahwa tim penegakan hukum (Gakkum) bersama salah satu ahli lingkungan terkemuka, Prof. Etty Riani, masih berada di lapangan untuk melakukan penyelidikan mendalam.

"Tim Gakkum dan Prof. Ety masih di lapangan. Segera setelah selesai, rumusan hasilnya akan kami tindaklanjuti," ujar Hanif, Minggu malam (26/5).

Sebelumnya, sejak minggu kedua Mei, tim Gakkum KLH sudah mulai melakukan investigasi di lokasi. Langkah ini menyusul hasil uji laboratorium dari Universitas Mulawarman yang mengungkap adanya pencemaran di perairan pesisir sekitar wilayah pengeboran minyak milik PHSS. Tingkat pencemaran terdeteksi bervariasi dari ringan hingga cukup berat. Namun, hingga kini belum ada tindakan tegas dari pemerintah maupun potensi sanksi kepada perusahaan.

Tim peneliti dari Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Mulawarman mengambil sampel air, sedimen, dan biota laut pada 23–25 Januari 2025. Sampel diambil dari 15 titik perairan, termasuk empat lokasi budidaya kerang darah (Anadara sp.), serta titik-titik strategis seperti kolam pengendapan limbah (K1), area limpasan pengeboran (K2), dan Sungai Tanjung Limau (K13).

Hasil pengujian menunjukkan lonjakan bahan organik dan indikasi pencemaran berdasarkan indeks saprobik, ukuran kualitas air yang didasarkan pada keberadaan mikroorganisme tertentu. Lokasi budidaya kerang darah di Muara Badak mengalami pencemaran dari tingkat ringan hingga cukup berat, diperparah oleh sirkulasi air yang buruk karena wilayah tersebut semi tertutup.

Menanggapi temuan ini, PT Pertamina Hulu Sanga-Sanga membantah keterlibatan aktivitas pengeborannya. "Tidak ada bukti yang mengaitkan langsung kegiatan pengeboran PHSS dengan kasus gagal panen kerang darah," kata Dony Indrawan, Manager Communication Relations & CID PT Pertamina Hulu Indonesia, dalam pernyataan tertulis (2/4).

Pertamina juga membenarkan telah menerima kunjungan pengawasan dari Pejabat Pengawas Lingkungan Hidup (PPLH) Deputi Penegakan Hukum KLH pada 20–23 Maret 2025. Pengawasan tersebut sebagai tindak lanjut laporan masyarakat tentang dugaan pencemaran. Verifikasi di lapangan menunjukkan PHSS memenuhi kewajiban pengelolaan dan pemantauan lingkungan sesuai izin dan peraturan yang berlaku. Aktivitas pengeboran dilakukan sesuai dokumen Analisis Dampak Lingkungan (AMDAL), serta Rencana Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan (RKL-RPL) yang disahkan melalui SK Menteri LHK 2019.

Siapa Prof. Etty Riani?

Informasi dihimpun, Prof. Dr. Ir. Etty Riani, adalah Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Institut Pertanian Bogor, dikenal sebagai pakar ekotoksikologi yang tidak hanya berkutat di laboratorium, tapi juga aktif membela lingkungan dan kehidupan masyarakat pesisir.

Dedikasinya sebagai 'pendekar lingkungan' dalam penegakan hukum lingkungan telah membawanya meraih penghargaan Pejuang Lingkungan dari KLHK pada tahun 2023. Penghargaan ini sebagai pengakuan atas konsistensinya memperjuangkan kelestarian lingkungan hidup dan kehutanan di Indonesia.

Selain aktif sebagai saksi ahli di berbagai kasus pencemaran, Prof. Etty juga giat melakukan penelitian dan publikasi ilmiah terkait mikroplastik, bahan aditif, serta kontaminasi bahan berbahaya dan beracun (B3) di ekosistem perairan. Ia kerap menjadi narasumber di forum ilmiah dan media massa, mengampanyekan pentingnya perlindungan lingkungan untuk generasi mendatang.

Reporter : Tim Redaksi     Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%100%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0