30 September 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Aura Mahakam Dideklarasikan, Simbol Baru Perjuangan Keadilan Ekologis di Kalimantan


Aura Mahakam Dideklarasikan, Simbol Baru Perjuangan Keadilan Ekologis di Kalimantan
Antrean tongkang batu bara menunggu ditarik di sepanjang sungai Mahakam, Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur, 31 Agustus 2019. Foto: REUTERS/Willy Kurniawan

Balikpapan, EKSPOSKALTIM — Koalisi Lanskap Mahakam meluncurkan gerakan kolektif bernama Aura Mahakam pasca-peringatan Hari Agraria dan Tata Ruang (HANTARU) 2025. Kampanye ini mengajak publik, khususnya generasi muda, untuk kembali peduli dan menjaga lanskap Mahakam yang terancam oleh aktivitas industri ekstraktif.

Koalisi menyorot peralihan fungsi hutan dan sungai, sumber mata pencaharian masyarakat, menjadi perkebunan sawit, tambang, dan wilayah penebangan. Dalam simbol kampanye, “Aura” dimaknai sebagai energi kehidupan yang terpancar dari alam dan Masyarakat Adat.

“Lanskap Mahakam layak untuk menjadi perhatian kita semua seperti kawasan ekosistem penting lainnya di Indonesia seperti Leuser, Raja Ampat, ataupun Pulau Komodo karena lanskap ini adalah ruas tulang punggung keanekaragaman hayati terakhir di Kalimantan," kata Ahmad Saini sebagai salah satu anggota koalisi Lanskap Mahakam, dalam diskusi terkait Minggu (28/7).

"Dengan mendekatkan isu tersebut ke benak kaum muda di Indonesia kami berharap menumbuhkan semangat untuk melakukan aksi bersama untuk melindungi Lanskap Mahakam dari kerusakan,” sambung Bolang, sapaan karibnya.

Koalisi menegaskan peran strategis generasi muda. Dengan konektivitas, kreativitas, dan kepedulian sosial, kaum muda diharapkan menjadi motor penggerak perlindungan lingkungan. Menurut koalisi, perjuangan itu bukan sekadar menyelamatkan alam, melainkan memperjuangkan keadilan ekologis dan masa depan yang berkelanjutan.

Lanskap Mahakam membentang seluas 77.000 km². Secara administratif dan ekologi terbagi menjadi hulu dan hilir. Bagian hilir terdampak kuat oleh aktivitas industri ekstraktif. Sementara bagian hulu masih menyimpan benteng, benteng terakhir hutan hujan yang utuh, penopang keanekaragaman hayati dan penghubung antarprovinsi di Kalimantan.

Lanskap ini memuat hutan tropis, sungai, rawa, dan danau. Ia juga rumah bagi spesies terancam punah seperti pesut dan bekantan. Namun tekanan dari deforestasi, pertambangan, dan konversi lahan terus menggerus fungsi ekosistem. Dampaknya nyata berupaa krisis ekologi, hilangnya keanekaragaman hayati, dan meningkatnya kerentanan masyarakat lokal.

Adjie Valeria, pegiat isu perempuan dan lingkungan yang mengamati Daerah Aliran Sungai (DAS) Mahakam, menekankan pentingnya melihat sungai Mahakam sebagai satu bentang alam terhubung dari hulu ke hilir. Sehingga bila terjadi banjir di Kabupaten Mahakam Ulu, maka warga yang tinggal di Kutai Barat, Kutai Kartanegara hingga Samarinda mesti berjaga-jaga. "Mengingat kompleksitas pemicu banjir hingga penanganannya, maka sinergitas riset mendalam dari pemerintah pusat dan daerah mesti dilaksanakan secara terhubung.”

Selain kampanye publik, Aura Mahakam mengundang pelaku seni dan komunitas kreatif untuk ikut kampanye melalui kompetisi desain nasional. Kompetisi itu meminta representasi visual dari “7 Aura Mahakam”, simbol kehidupan, kekuatan, dan harapan. Pemenang nantinya akan dipamerkan pada festival seni di Samarinda pada November 2025.

Gerakan ini menempatkan riset, advokasi, dan seni sebagai pilar aksi. Koalisi berharap kombinasi itu bisa mendorong kebijakan yang melindungi lanskap sekaligus memperkuat posisi Masyarakat Adat dalam pengelolaan ruang hidup mereka.

 

Reporter : Nabila Aulia Salim    Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%



Comments

comments


Komentar: 0