EKSPOSKALTIM, Sangatta - Puluhan pedagang Pasar Induk Sangatta (PIS) mengeluhkan listrik yang kerap kali padam selama dua bulan terakhir.
Matinya listrik membuat mayoritas pedagang merugi. Pasalnya, para pedagang sembako menyimpan daganganya di dalam lemari pendingin yang rusak.
Tak hanya sembako, pedangang lain turut merasakan imbas akibat Byarpet. Salah satunya pedagang ikan yang kerap menggunakan penerangan.
Tak jarang, mereka merasa pendapatan yang diperoleh menurun.
"Iya, lampu mati, dagangan kami kurang laku, kurang dilirik pembeli karena kondisi yang gelap tanpa ada penerangan," ujar salah seorang pedangan Nurhayati, Senin (20/02) sore kepada EKSPOSKaltim.
Bahkan ia mengancam akan mogok membayar retribusi bulanan yang dipungut Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pasar apabila masih ini terus berkelanjutan. Kata mereka mencari modal kembali saja sudah susah.
Belum selesai masalah listrik, pasokan air dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) pun kerap kali bermasalah. Air disana juga jarang mengalir. Akibatnya Water Closet (WC) Umum yang ada di Pasar Induk tidak terawat dan merusak estetika pasar.
"WCnya gak bisa digunakan, gak ada air di dalam," ujar Risna seorang warga yang ditemui Eksposkaltim saat mengecek kondisi pasar.
Sekedar diketahui Pasar Induk yang beralamat di Jl. Ilham Maulana Sangatta, Kutai Timur memiliki fasilitas yang telah banyak disediakan seperti gedung terdiri dari 3 bagian, lapak khusus untuk penjual ikan, sayuran, sembako, pakaian, toilet umum, musholla, area bermain anak-anak dan kuliner








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !