25 Oktober 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Penampungan Sering Kosong, Harga Air Bersih Bisa Lima Kali Lipat


Penampungan Sering Kosong, Harga Air Bersih Bisa Lima Kali Lipat
Ilustrasi

EKSPOSKALTIM, Bontang - Memanfaatkan momen kunjungan kerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bontang, Ketua RT 17 Kampung Tihi-tihi, Kelurahan Bontang Lestari, Muslimin menyampaikan keluh kesahnya terkait kebutuhan air bersih yang melebihi daya tampung air bersih yang tersedia.

 “Penampungan air disini sering kosong, masyarakat sering kehabisan air bersih,” kata Muslimin. Sebab, selama ini untuk memperoleh air bersih sangatlah susah. Selain kapasitas penampungan yang kurang memadai menjadi penyabab utamanya, faktor cuaca juga menjadi kendala tambahan yang mesti dihadapi.  

“Kadang sering hujan angin, untuk turun beli air bersih di kota itu jadi susah,” ujar Muslimin. Selain itu tingginya harga air juga menjadi keluhan masing-masing masyarakat yang ada disana. Harga yang dipatok langsung dari perusahaan mencapai Rp 1.000 per jeriken. Namun setelah melalui pengelola naik menjadi Rp 5.000 per jeriken. 

Harga yang membengkak diduga karena skema dua tim pengelolaan air bersih. Sehingga lebih banyak menggunakan jasa pekerja. Otomatis mengeluarkan upah lebih yang harus diberikan. “Kalau sekarang pengelola ada di penampungan air bersih di kota, sampai disini (tihi-tihi, red) ada lagi pengelola yang berbeda,” tutupnya.

Sebanyak tiga daerah di kawasan pelosok Kota Bontang sampai saat ini mengalami kondisi kekurangan atau defisit air bersih. Mencakup wilayah kampung Melahing, Tihi-Tihi, dan Selangan, Kelurahan Tanjung Laut, Bontang Selatan.

Direktur Utama Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman Bontang Suramin membenarkan kondisi di tiga wilayah tersebut mengalami permasalahan yang sama mengingat letak geografis wilayah tersebut juga sama.

“Untuk daerah terpelosok ini masalahnya sama, harga dan kebutuhan transportasi yang tinggi. Yang paling prioritas saat ini adalah jumlah kebutuhan lebih besar dari volume tampungan air,” kata Suramin, Kamis (13/4) siang.

Mengatasi permasalahan itu Suramin mengaku, upaya jangka pendek akan segera dilakukan dalam waktu dekat, mengingat permasalahan tersebut termasuk dalam kategori permasalah mendesak. “Kalau bisa sebelum bulan depan, saya akan koordinasikan dulu bersama Lurah, RT, dan perwakilan warga terkait kesepatan,” pungkasnya, Kamis (13/4) pagi.

Jika pemakaian air bersih dalam satu Kartu Keluarga (KK) bisa mencapai 1 kubik Rp 30 ribu/hari, maka dalam satu bulan dapat mencapai Rp 360 ribu per KK. Artinya pemakaian air bersih setiap KK per hari mencapai 12 kubik.

Reporter : Slamet Riyadi    Editor : Fariz Fadhillah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0