24 Oktober 2025
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

'Kaltim Green Cuma Hoax', Protes Lewat Fotografi di Balikpapan


Seorang bocah menyaksikan potret kerusakan alam di Kaltim melalui foto yang dipajang para aktivis. Foto-foto: Amdal Kaltim

EKSPOSKALTIM, Balikpapan - Puluhan aktivis lingkungan dari Aliansi Masyarakat Peduli Lingkungan (Amdal) Kaltim mengkritik kebijakan pemerintah yang dinilai gagal dalam melindungi lingkungan hidup melalui fotografi.

Mereka menggelar aksi di Taman Bekapai, Rabu (27/9) siang. Puluhan potret kerusakan alam akibat tambang, serta poster yang menyuarakan stop perusakan lingkungan dipampang di sekitaran kolam taman.

Mereka juga menggelar teatrikal dan pembacaan puisi tentang lingkungan. Tak ayal, aksi ini menarik perhatian tak hanya warga lokal yang berada di taman yang terletak di jantung Kota Minyak itu saja. 

Jargon pemerintah tentang Kaltim Green juga dinilai para aktivis hanya hoax alias bohong. Banyak kasus perusakan lingkungan yang dilakukan oleh oknum pengusaha pertambangan dan perkebunan masih terjadi.

Koordinator aksi Topan Wamustofa Hamzah menuntut agar pemerintah mengevaluasi 1.404 izin usaha pertambangan (IUP) di berbagai penjuru Kaltim.

“Kasus kolam tambang yang sudah menewaskan 28 orang juga mesti segera dituntaskan,” katanya.

Baca juga: 800 Izin Pertambangan di Kaltim Bermasalah

Manajer Advokasi dan Kampanye Walhi Kaltim ini menyebut Kaltim sedang darurat lingkungan menyusul kerusakan lingkungan yang terus terjadi saat ini.

Ia menolak keras jika Kaltim dinilai pantas menjadi tuan rumah pertemuan tahunan Governors Climate and Forest (GCF) 2017, mengingat kondisi itu.

“Kaltim tidak layak sebagai tuan rumah. Dalam aksi ini kami ingin menunjukkan bahwa yang terjadi di Kaltim seperti ini,” jelasnya.

Ia juga menyoroti adanya pemberian izin konsesi perkebunan dan pertambangan yang mencapai 17 juta hektare. Padahal luasan lahan yang ada saat ini hanya mencapai 12 juta hektare saja.

“Ini kan konyol, jadi pasti ada tumpang tindih perizinan, harusnya ini tidak terjadi,” kata dia.

Ia pun menyarankan kepada Gubernur Kaltim Awang Faroek untuk memperketat pengawasan demi mencegah kerusakan lingkungan semakin masif terjadi.

“Regulasi yang dimiliki pemerintah sudah banyak, hanya saja kalo itu dilaksanakan, dan dilakukan, kerusakan lingkungan yang terjadi ini tidak akan pernah terjadi,” sesalnya.

Reporter : Maulana    Editor : Fariz Fadhillah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%50%0%0%0%50%0%



Comments

comments


Komentar: 0