Bontang, EKSPOSKALTIM - PT Pupuk Kalimantan Timur (Pupuk Kaltim) berhasil mendongkrak produktivitas pertanian di Dusun Babadan, Desa Kepuhrejo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, melalui program Pertanian Terpadu untuk Babadan Inovatif dan Sejahtera (PKT BISA). Keberhasilan ini ditandai dengan panen raya yang digelar pada Selasa (20/5), dihadiri Direktur Utama Pupuk Kaltim bersama Pemerintah dan Forkopimda Magetan.
PKT BISA merupakan komitmen Pupuk Kaltim dalam membangun ekosistem pertanian berkelanjutan dengan menggandeng berbagai pemangku kepentingan. Program ini mencakup peningkatan kapasitas petani, dukungan permodalan, pendampingan teknis, hingga penanganan hama. Di Babadan, lima kelompok usaha terintegrasi dalam program ini: pertanian, peternakan, perikanan, kompos, serta UMKM dan Ibu Milenial.
Program ini juga terintegrasi dengan inisiatif Agrosolution, yang mempermudah petani dari hulu ke hilir, dari akses bibit unggul, pupuk berkualitas, asuransi pertanian, hingga jaminan off-taker yang membeli hasil panen di atas harga pasar.
"Panen kali ini adalah periode kedua dari total empat kali panen dalam setahun. Kami berhasil memanen 70 ton padi dari 10 hektare lahan, 5 ton kacang tanah dari 1,1 hektare, dan 81 ton jagung dari 8 hektare," ujar Direktur Utama Pupuk Kaltim, Budi Wahju Soesilo.
Soesilo menjelaskan bahwa total luas lahan program PKT BISA di Magetan mencapai 19,1 hektare, tersebar di berbagai titik. Ia menekankan bahwa keberhasilan ini menjadi wujud kontribusi perusahaan dalam mewujudkan swasembada pangan dan mendukung Koperasi Merah Putih yang dicanangkan pemerintah pusat.
"PKT BISA tidak hanya fokus pada hasil panen, tapi juga pada pembangunan kapasitas SDM secara menyeluruh, dengan evaluasi dampak yang berkelanjutan. Tujuannya agar seluruh elemen masyarakat merasa memiliki dan mampu mengelola program secara mandiri," ujarnya.
Pupuk Kaltim juga mengembangkan ekonomi sirkular berbasis potensi lokal. Regenerasi petani muda menjadi salah satu fokus utama, agar pertanian tetap menjadi sektor yang menjanjikan di masa depan, bahkan sejak dari desa.
"Jika kolaborasi ini terus berjalan, kami optimistis petani Magetan bisa jadi contoh bagi desa-desa lain. Desa Kepuhrejo berpotensi menjadi percontohan pertanian terpadu nasional,” tegas Soesilo.
Ia menambahkan, pembangunan sektor pertanian tidak cukup hanya dengan input seperti pupuk dan benih, tapi juga butuh kolaborasi pemberdayaan masyarakat dan penguatan kelembagaan lokal.
Mewakili para petani, Bambang Hendro Kusworo menyampaikan apresiasi atas peran Pupuk Kaltim dalam membina dan memberdayakan petani. Menurutnya, program PKT BISA membantu petani Babadan memperbaiki pola tanam, termasuk penggunaan kompos organik untuk memulihkan kualitas tanah.
"Tanah kami sudah terlalu sakit akibat bahan kimia. Sekarang kami belajar cara bertani yang baik dan benar. Hasilnya, panen jagung saya naik dari 1 ton jadi lebih dari 2 ton per hektare lewat sistem tanam organik terpadu," ujar Bambang.
Ia juga menyebutkan bahwa integrasi lintas sektor di Babadan, pertanian, peternakan, perikanan, hingga UMKM, telah memberi dampak signifikan. Produk olahan UMKM seperti stik dan kerupuk lele kini menembus pasar nasional dan internasional, bahkan sampai ke Kalimantan, Taiwan, dan Arab Saudi melalui jaringan TKW.
Sementara itu, Pj Sekda Magetan, Winarto, menyebut Babadan sebagai bukti nyata bahwa ilmu terapan dan teknologi mampu mengangkat potensi lokal. Ia mendukung pembentukan Koperasi Merah Putih di desa sebagai wadah pemberdayaan ekonomi petani.
“Ini kolaborasi luar biasa. Kami harap program ini tidak berhenti di Babadan saja. Dengan kondisi alam Magetan yang beragam, PKT BISA bisa dikembangkan ke wilayah lain, apalagi untuk memperbaiki tanah dengan pH tinggi,” kata Winarto.








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !