Samarinda, EKSPOSKALTIM - Unit Reskrim Polsek Loa Janan meringkus tiga pelaku penyimpanan dan peredaran uang palsu. RH (18), RTP (22), dan PYP (18) ditangkap dengan barang bukti total Rp13 juta.

Kasus terbongkar setelah pemilik agen BRILINK di Desa Batuah melapor. Kamis, 25 September 2025 sekitar pukul 09.00 Wita, dua pelaku datang untuk top up aplikasi Dana senilai Rp500 ribu. Mereka menyerahkan uang tunai Rp510 ribu, pecahan Rp100 ribu dan Rp10 ribu. Pemilik toko bersama istrinya lalu memeriksa dan menemukan uang itu palsu.

Tim Garangan Unit Reskrim Polsek Loa Janan bersama Sub Sektor Tahura bergerak cepat. RH dan RTP ditangkap di Desa Batuah pada hari yang sama. Dari keduanya disita uang palsu Rp2,1 juta dan selembar upal pecahan Rp100 ribu yang sudah dibuang.

Pengembangan bergerak ke Penajam Paser Utara. Di rumah RH ditemukan tambahan uang palsu Rp10,7 juta. Di rumah PYP polisi menemukan selembar Rp100 ribu upal. Total barang bukti yang diamankan mencapai Rp13 juta, terdiri dari Rp12,9 juta utuh dan Rp100 ribu dalam kondisi robek.

Kapolsek Loa Janan, AKP Abdillah Dalimunthe, menjelaskan aktivitas peredaran uang palsu ini sudah berlangsung sejak tahun 2024 dengan wilayah sebaran Samarinda, Kutai Kartanegara. "Sampai Balikpapan,” ujarnya.

Selain upal, polisi mengamankan satu unit sepeda motor Honda Scoopy tanpa nomor polisi, tiga unit ponsel milik para tersangka, serta uang tunai Rp594 ribu. RH mengaku membeli upal senilai Rp60 juta secara online dan menyebarkannya ke toko kelontong, penjual bensin eceran, agen BRILINK, hingga SPBU.

"Kasus masih dalam penyidikan. Kami terus mengembangkan jejak peredaran dan sumber pengadaan upal," jelasnya.