EKSPOSKALTIM, Bontang – Mewabahnya penyakit Demam Berdarah Dengue hingga saat ini membuat warga kota taman dihantui rasa takut. Kenapa tidak, penyakit yang ditularkan oleh nyamuk aedes aegypti ini tak memilih-milih korban, baik anak-anak maupun dewasa.
Setiap harinya, orang tua, remaja bahkan kanak-kanak keluar masuk rumah sakit untuk penanganan medis karena terjangkit penyakit DBD tersebut. Pun tak banyak yang selamat dibuatnya.
Bahkan ironinsya lagi, dari puluhan warga terkena DBD, separuh diantaranya dinyatakan meninggal dunia akibat penyakit ini. Contoh kasus terjadi terhadap Bocah SD di Kelurahan Telihan, anak-anak usia balita, hingga Ibu hamil harus meregang nyawa bersama anak dalam kandungannya.
Salah satu warga Kelurahan Telihan, Rajab, menilai Pemerintah atau pun dinas terkait belum menangani kasus ini secara serius.
Pasalnya, selama puluhan tahun Rajab berdomisili di daerah ini, ia belum pernah melihat dilakukannya pembersihan, fooging dan sosialisasi secara rutin oleh dinas terkait, baik dari Dinas Kesehatan, Puskesmas, ataupun yang lainnya, sebelum ada jatuh korban.
“Setelah warga disini ada yang meninggal 3 orang karena DBD, baru dilakukan fooging, itupun hanya sekali dan semprotnya dipinggir jalan aja, numpang lewat,” kesalnya, Rabu (24/8/16).
Disisi lain, dihari yang sama tim Eksposkaltim bersama salah seorang warga menyambangi Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Kanaan, guna melakukan konfirmasi sekaligus memperoleh data terkait korban DBD ini. Mirisnya, pihak terkait enggan memberikan informasi dengan alasan internal.
“Maaf kami tidak bisa memberitahukan berapa jumlah data soal DBD,” kata pihak Puskesmas yang tak mau menyebutkan namanya itu.
Hingga berita ini diterbitkan, Eksposkaltim belum bisa memperoleh data terbarukan terkait jumlah penderita DBD di Kota Bontang, ditengah maraknya warga yang jadi korban DBD di dua pekan terakhir ini.








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !