20 April 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Pembunuhan Zubaidah: Rambut Dijambak, Leher Digorok Berkali-kali


Pembunuhan Zubaidah: Rambut Dijambak, Leher Digorok Berkali-kali
Novi Dwi Kusuma (28) saat memeragakan adegan ketika ia mulai menggorok istrinya, Zubaidah (23) di ruang Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Satreskrim Polres Balikpapan, Kamis (6/7) siang. (Ekspos Kaltim/Benny).

EKSPOSKALTIM, Balikpapan Api cemburu yang sudah membakar Novi membuat pikirannya kalut. Bukan hanya sekali ia mendapati istrinya tampak asyik bercanda dengan rekannya. Setelah sempat termenung selama 30 menit, Novi mengambil pisau di meja dapur.

Tanpa pikir panjang, sebilah pisau dapur ditempelkan di leher kiri istrinya yang sedang terlelap lalu menggoroknya sekali. Tidak puas, pemuda asal Jawa Timur itu pada adegan ke-15 reka ulang, memiringkan tubuh sang istri ke kanan lalu menggorok lagi sebanyak dua kali sampai posisi istri tertelungkup.  

Satu persatu adegan pembunuhan Zubaidah (23), yang digorok menggunakan pisau dapur oleh Novi Dwi Kusuma (28) suaminya direka ulang di ruang Unit Kejahatan dan Kekerasan (Jatanras) Satreskrim Polres Balikpapan, Kamis (6/7) siang. 

Tersangka diketahui melakukan perbuatan sadis itu sebanyak tiga kali. Bermula saat keduanya bersama OD, rekan sesama karyawan penjual sate di warung milik Soleh, Sabtu, 10 Juni malam.

Selepas berjualan, pasangan siri yang sudah menikah selama enam tahun ini pulang mendorong gerobak sate menuju rumah pemilik warung. Sementara rekannya masih berada di warung. Sesampainya di rumah pemilik warung, Novi mengantar istrinya ke rumahnya di Jalan Mulawarman Perumahan Daksa Gang Arjuna RT 10, Kelurahan Sepinggan, Balikpapan Selatan.  

"Saya mau tidur di sini, kata Novi kepada istrinya, " tutur Kanit Jatanras Polres Balikpapan Ipda Dian Kusnawan menceritakan dialog keduanya di sela reka ulang, Kamis (6/7). 

Karena sering cekcok akibat sang suami sering mencemburuinya dengan rekan mereka sesama penjual sate, sang istri menolak dan menyuruh Novi tidur di kosan, rumah pemilik warung sate.  

"Tersangka lalu pulang. Nah, karena cemburu yang sudah menumpuk, membuat tersangka semakin curiga. Apalagi setelah sampai di kosan, pesan pendek melalui Blackberry Mesenger tidak dibalas sang istri, " tambahnya.

Pesan yang tak berbalas dicurigai Novi karena rekan yang dicemburuinya sedang asyik memainkan handphone sambil menonton televisi, sedang berbalas pesan dengan istrinya.

Kecurigaan ini yang mengantarkan Novi kembali ke rumah istrinya dan mengintip aktivitas sang istri di dalam rumah. Akan tetapi Novi mendapati istrinya sudah tertidur pulas. "Tersangka lalu masuk ke rumah melalui pintu belakang lalu duduk di sebelah istrinya yang sedang tidur." ujar Dian.

"Di depan mata saya dicolek-colek dan mereka berdua tertawa," kata Novi saat ditangkap 10 Juni lalu setelah olah TKP mengarahkan dugaan pelaku kepadanya.

Novi makin kesetanan. Pada adegan ke-16, digambarkan bagaimana ia kembali membabi buta menghabisi nyawa istrinya. Tangan kirinya menjambak rambut korban, dan menaiki punggung istrinya lalu berkali-kali menggorok sekeliling leher sang istri. 

Darah segar muncrat membasahi kasur dan lantai kamar. Setelah mengetahui istrinya tak bernyawa, Novi berjalan ke sungai di belakang rumah untuk mencuci pisau yang dipenuhi darah kental. Lalu, masuk kembali ke rumah dan meletakkan pisau ke tempat semula dan pulang ke kosan untuk tidur. 

Baru pagi harinya Ilman anak korban yang berusia empat tahun mendapati ibunya tergolek bersimbah darah. Si bocah yang selama ini tinggal bersama neneknya yang tak jauh dari rumah korban histeris. "Ibu korban bersama sepupunya kemudian melaporkan ke polisi," kata Dian.  

Polisi yang langsung mendatangi TKP melakukan penyelidikan dan mengarah kepada Novi. Awalnya, Novi yang saat itu masih berada di kosan mendapat kabar bahwa istrinya meregang nyawa. Tanpa merasa bersalah Novi mendatangi rumah istrinya dan berpura-pura sedih.  

Namun penyelidikan polisi mengarah kepadanya. Meski sempat mengelak, Novi akhirnya mengakui perbuatan kejinya itu.
Rekonstruksi yang dilakukan sejak pukul 10 pagi itu memeragakan 25 adegan. Kata Kanit Jatanras Polres Balikpapan Ipda Dian Kusnawan kepada awak media seusai reka ulang, motif sementara dari hasil penyelidikan adalah dendam karena cemburu.

"Tidak ada temuan baru, semua sesuai dengan keterangan saksi, pelaku dan hasil olah TKP, " ujarnya. Novi kini harus mempertanggungjawabkan perbuatannya dengan jeratan Pasal 338 dan 351 KUHP tentang penganiayaan sekaligus pembunuhan dengan ancaman hukuman di atas 15 tahun penjara. 

Reporter : Benny Oktayanto    Editor : Fariz Fadhillah

Apa Reaksi Anda ?

0%3%3%0%0%15%5%76%


Comments

comments


Komentar: 0