EKSPOSKALTIM, Balikpapan- Penularan Human Immunodeficiency Virus di Balikpapan sudah memprihatinkan. Setiap tahun angka orang dengan HIV/AIDS (ODHA) terus naik.
Tahun lalu, Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Balikpapan mencatat ada 1.107 ODHA. Sampai Juli 2017, naik hingga 1.507 orang.
Keadaan diperparah dengan banyaknya penderita yang tidak bisa mendapatkan pengobatan untuk menahan lajunya virus.
Ketua KPAD Balikpapan Dyah Muryani mengatakan, kendala ini karena banyak ODHA berasal dari luar Balikpapan yang sudah menetap selama bertahun-tahun tetapi tidak memiliki kartu BPJS Kesehatan.
“Ini salah satu kesulitan mereka mendapatkan pengobatan. Di samping itu, rata-rata kemampuan ekonomi mereka juga kurang,” kata mantan kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan ini ditemui, Sabtu (29/7) siang.
Sulitnya menjalani pengobatan, katanya, ditambah dengan penolakan dari kalangan keluarga yang masih belum bisa menerima mereka sebagai ODHA.
“Ini menjadi program utama kita untuk terus melakukan pembinaan dan pendampingan agar mereka mendapatkan hak untuk berobat. Kami akan coba berkomunikasi dengan pihak BPJS,” ujarnya.
Dyah menjelaskan, penularan virus mematikan ini masih didominasi hubungan seks yang tidak aman, ibu dan anak melalui proses melahirkan, dan narkoba menggunakan jarum suntik.
Bahkan di beberapa rumah sakit, tambahnya, banyak menemukan ibu hamil yang terjangkit HIV.
“Cepat sekali peningkatannya, ini perlu penanggulangan serius. Nanti saya akan lapor ke wali kota. Sambil mengusahakan supaya mereka bisa berobat agar pengendalian infeksi dan virus bisa ditahan,” tutupnya.








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !