20 April 2024
  • PORTAL BERITA ONLINE
  • NEWS AND ENTERTAINTMENT ONLINE
  • BERANI BEDA..!!
  • MENGEKSPOS KALIMANTAN & TIMUR INDONESIA

Jangan Biasakan Menahan Kencing, Dampaknya Mengerikan


Jangan Biasakan Menahan Kencing, Dampaknya Mengerikan
Ilustrasi menahan kencing. (int)

EKSPOSKALTIM.COM - Kebutuhan untuk buang air kecil merupakan suatu hal yang alami agar tubuh bisa mengeluarkan sisa dan limbah tubuh. Namun, karena sedang berkendara, dalam rapat penting, atau tidak ada toilet yang tak memadai, Anda jadi menahan kencing. Apakah ini berdampak buruk pada tubuh?

Urine ditampung dalam sebuah kantong, yaitu kandung kemih. Kapasitas kantong ini pada orang dewasa adalah sekitar dua cangkir atau 500 mL. Bila diperlukan, kandung kemih dapat meregang untuk menampung lebih banyak urine.

Umumnya, orang sehat memiliki frekuensi kencing sebanyak 8-10 kali per hari atau setiap 2-3 jam. Anda dapat menahan kencing dengan nyaman hingga 5 jam.

Ketika kandung kemih sudah setengah penuh, saraf-saraf yang mengitarinya mulai aktif. Saraf-saraf ini mengirimkan sinyal ke otak, yang memicu keinginan kencing. Namun, otak merespons kembali dengan memberi sinyal ke kandung kemih untuk menahan kencing sampai waktunya tiba, yakni ketika tiba di toilet.

Kala menahan kencing, secara sadar Anda melawan sinyal-sinyal tersebut. Sesekali menahan mungkin wajar. Namun, jika menjadi kebiasaan, waspadalah akibat menahan buang air kecil pada kesehatan saluran kemih Anda berikut.

1. Nyeri

Jika sering mengabaikan keinginan kencing, Anda bisa mengalami nyeri perut bawah ataupun nyeri pinggang. Nyeri tersebut berasal dari kram otot-otot kandung kemih yang tetap berkontraksi, meskipun urine sudah dikeluarkan.

Akibat sering menahan kencing juga dapat muncul keluhan nyeri pinggang yang berasal dari masalah ginjal. Rasa nyeri juga dapat dirasakan ketika sedang berkemih.

2. Kandung Kemih Longgar

Dalam jangka panjang, kebiasaan menahan kencing dapat melonggarkan kandung kemih karena teregang saat terisi penuh. Hal ini akan mempersulit kontraksi saat mengeluarkan urine, sehingga muncul keluhan sulit atau tidak bisa BAK. 

Kondisi kandung kemih longgar ini dapat bersifat permanen atau menetap. Akibatnya, diperlukan alat bantu seperti kateter untuk mengeluarkan urine.

3. Infeksi Saluran Kemih

Pada  kondisi normal, di dalam kandung kemih terdapat sejumlah bakteri yang sifatnya protektif. Jika kondisinya berubah, seperti akibat menahan kencing terlalu lama, bakteri tersebut dapat tumbuh berlebihan, hingga memicu infeksi saluran kemih.

Infeksi bisa menyebar dan meluas ke ginjal, serta menimbulkan dampak buruk lebih lanjut. Risiko infeksi juga lebih besar apabila Anda kurang minum.

Kandung kemih tidak pernah cukup penuh untuk mengirimkan sinyal ke otak dan menimbulkan keinginan untuk kencing. Bakteri di dalamnya pun berkesempatan untuk berkembang biak dan memicu infeksi.

4. Batu Ginjal

Pada orang yang rentan, menahan kencing bisa memicu batu ginjal. Terutama pada mereka yang punya riwayat batu ginjal ataupun kadar mineral di dalam urine cenderung tinggi, yaitu  kalsium, oksalat, sistin, dan asam urat. 

Selain itu, batu ginjal tetap dapat terbentuk meskipun kadar mineral tersebut normal. Yakni, saat jumlah produksi urine setiap hari sedikit, misalnya dalam kondisi kurang minum dan dehidrasi. 

5. Mengompol

Kebiasaan menahan kencing dapat pula merusak otot-otot dasar panggul. Salah satunya adalah otot berbentuk donat di sekeliling uretra (spinchter urethra). Otot tersebut menjadikan lubang saluran kemih tetap dalam keadaan tertutup. Urine pun tidak bocor ataupun merembes.

Apabila otot berbentuk donat ini rusak, Anda akan kesulitan menjaga lubang saluran kemih tetap tertutup. Akibatnya, urine dapat dengan mudah mengalir keluar kapan pun dan timbul keluhan mengompol.

6. Masalah Ginjal

Dampak negatif sering menahan kencing antara lain adalah resiko munculnya masalah ginjal. Seperti disebutkan sebelumnya, nyeri pinggang dapat menjadi salah satu ciri-ciri masalah ginjal.

Kandung kemih terhubung melalui sebuah saluran dengan ginjal. Walaupun jarang, menahan kencing dapat menyebabkan air seni “naik” kembali ke ginjal. Hal ini dapat menyebabkan infeksi pada ginjal, bahkan kerusakan ginjal.

Tak mengapa menahan kencing sesekali jika memang kondisinya tak memungkinkan. Namun, jangan sampai menjadikannya kebiasaan, ya, karena dampak buruknya tak sepadan.

Reporter : sumber: klikdokter.com    Editor : Abdullah

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%


Comments

comments


Komentar: 0