Balikpapan, EKSPOSKALTIM - Sejak 2012, Dinas ESDM Kalimantan Timur telah memfasilitasi 575 unit biogas rumah tangga yang bersumber dari limbah kotoran sapi. Program ini jadi tulang punggung transisi energi baru terbarukan (EBT) di pedesaan, sekaligus solusi hemat LPG.

"Selama sapi masih ada, gas terus tersedia. Ini sangat membantu bagi mereka," kata Elly Luchritia Nova, Kabid EBT Dinas ESDM Kaltim, dikutip dari Antara, Jumat (14/6).

Setiap penerima fasilitas mendapatkan kompor dan penanak nasi khusus. Minimal tiga ekor sapi cukup untuk menyuplai kebutuhan memasak harian. Bonusnya: ada pupuk cair dan padat dari residu biogas, yang mengurangi ketergantungan petani pada pupuk kimia.

Warga Long Kali dan Long Ikis di Kabupaten Paser mengaku bisa hemat LPG dan tak perlu beli pupuk lagi. Saat ini, pengembangan difokuskan ke enam wilayah: Kutai Barat, Paser, Kutai Timur, Kutai Kartanegara, Berau, dan Bontang.

Tahun ini, ESDM menyiapkan biogas skala besar (volume 7 m³) di 30 lokasi program Pengembangan Desa Korporasi Ternak (PDKT). Gas akan disalurkan lewat jaringan atau kantong portabel ke rumah-rumah sekitar.

Namun program ini bukan tanpa tantangan. "Kalau sapinya dijual, produksi gas turun," ujar Nova. Ia juga membuka peluang pemanfaatan limbah dari hewan lain seperti babi yang menghasilkan kotoran lebih banyak.