EKSPOSKALTIM, Bontang - Sejak revisi kenaikan tarif air Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Taman ditetapkan, Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni lebih memilih banyak diam.
Pun demikian saat dimintai tanggapan seputar penolakan terhadap adanya revisi tersebut oleh Aliansi Masyarakat Bontang Bersatu (AMBM).
Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Ketua DPD II Golkar ini, saat ditanya terkait adanya aksi susulan Aliansi Masyarakat Bontang Bersatu (AMBM) meminta agar kenaikan tarif air ditunda.
Hal itu tergambar saat Neni melakukan kunjungan ke Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) di Kelurahan Gunung Telihan, sekira pukul 1 siang.
Saat ditanya seperti apa tanggapannya terkait aksi susulan yang akan dilakukan AMBM, Neni hanya menyaut. "Kenapa."
Media ini pun mencoba mengulangi pertanyaan yang sama. Namun, Neni bersikap acuh dan terus berjalan menuju pintu belakang mobil dinasnya yang sudah terbuka lebar-lebar.
Hingga akhirnya Neni masuk ke dalam mobilnya tersebut tanpa memberikan jawaban, si supir pun tancap gas lalu pergi.
Diwartakan sebelumnya, keputusan kenaikan tarif air PDAM Tirta Taman diambil setelah Wali Kota Bontang Neni Moerniaeni, DPRD Bontang, dan Aliansi Masyarakat Bontang Menggungat (AMBM) mengadakan pertemuan Senin (8/4) malam.
Menanggapi adanya penolakan. DPRD Bontang meminta kenaikan tarif air untuk dievaluasi. Hasilnya, kenaikan tarif air dipangkas tak jadi 120 persen melainkan 50 persen saja atau berkisar Rp 4.800 per kubiknya.
"Kita sudah rugi, sementara pelayanan kepada masyarakat harus tetap ditingkatkan. Mari kita cermati sama-sama soal kondisi ini," ujar Ketua DPRD Bontang Nursalam , malam itu.
Ia menyebut, tarif 50 persen tersebut berlaku bagi siapa saja dan tidak ada perbedaan, baik golongan satu, dua, dan tiga, serta golongan niaga.
Koordinator AMBM, Muqrim menanggapi hal ini dengan menyebut, jangankan 50 persen, biaya tarif air normal saja masih dikeluhkan masyarakat, apalagi jika tarif naik.
"Sebenarnya kami tidak keberatan jika naik, tapi waktunya tidak tepat. Bulan puasa dan Idul Fitri sudah di depan mata, pastinya semua harga bahan pokok juga akan naik. Bisa gak sih kenaikan ini setelah bulan Ramadan atau Idul Fitri," ujarnya.








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !