Bertualang memang mengasyikkan. Seperti menelusuri sungai terpanjang kedua di Indonesia ini, Sungai Mahakam.
EKSPOSKALTIM, Mahakam Ulu
TEBAL kabut menyelimuti Kapal Motor (KM) Marselina F2D saat tiba di Kecamatan Tering, Kabupaten Kutai Barat. Teriakan bekantan liar dari pinggiran sungai Mahakam menyertai. Sesekali burung bangau muncul ke permukaan sungai untuk berburu ikan.
Di sekelilingnya, samar-samar terlihat warga sedang bercocok tanam. Jam di tangan menujukan pukul 07.00 Wita. Artinya, 24 jam sudah berlalu sejak berangkat dari ibukota Kaltim, Samarinda.
Masih setengah perjalanan lagi menuju Kampung Ujoh Bilang, Kecamatan Long Bagun Kabupaten Mahakam Hulu (Mahulu). Selain panjang, perjalanan menuju kabupaten termuda di Kaltim ini cukup merogoh kocek yang dalam.
Untuk sekedar milir, Rp 250 ribu harus dikeluarkan. Terlebih, jika kendaraan roda dua turut serta. Bayarannya akan dua kali lipat. Sebab, sepeda motor dihargai sama dengan penumpangnya.
Untuk memindahkan sepeda motor ke kapal, juga dikenakan biaya. Harus membayar jasa para pengangkut sepeda motor, senilai Rp 40 ribu. Untuk makan, kapal ini menyediakan kantin. Namun soal harganya, jauh di atas normal.
Sekali makan berat dibanderol Rp 25 ribu. Itu belum termasuk minuman. Sehari makan 3 kali, tidak terasa Rp 100 ribu habis di kantin kapal ini. Tak sampai disitu. Jika debit air sungai Mahakam surut, penumpang tujuan Ujoh Bilang harus turun di Kecamatan Datah Bilang.
Baca juga: Hulu Mahakam (Masih) Menanti Akses Darat
Untuk melanjutkan perjalanan ada dua alternatif. Pertama, menumpang dengan speed boat, dengan harga Rp 200 ribu per orang. Atau, menyusuri daratan Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahulu.
Soal harga, menggunakan jalur darat lebih terjangkau. Tapi, jalan yang tidak mulus, bakal mengeluarkan tenaga ekstra, dan waktu tempuh akan lebih lama.
Namun, semua itu terbayarkan saat melihat pemandangan nan indah di sepanjang sungai Mahakam. Hutan rimba yang masih asri, sangat memanjakan mata. Udara yang segar menyegarkan kembali paru-paru yang sering menghirup polusi udara di kota.
Selain itu, puas rasanya bisa menelusuri sungai terpanjang kedua di Indonesia ini. Sungai Mahakam memiliki panjang 980 kilometer. Hanya selisih 163 kilometer dari sungai terpanjang pertama, Sungai Kapuas, yang memiliki panjang 1.143 kilometer.
“Kalau lagi beruntung, kita bisa melihat ikan-ikan pesut muncul ke permukaan,” kata salah penumpang kapal yang tak ingin namanya dimediakan, selasa (25/7).
Fasilitas mumpuni KM Marselina F2D
Kapal yang ditumpangi media ini memang terbilang cukup bagus. Selain di fasilitasi kantin, KM Marselina F2D juga dilengkapi tempat tidur, sudah termasuk kasur. Ada juga kamar mandi dengan memanfaatkan air Sungai Mahakam.
Kapal ini bisa menampung hingga 100 orang. Itu belum termasuk barang bawaannya. Barang-barang penumpang kapal bisa lebih berat daripada berat badan penumpangnya.
Rata-rata penumpang kapal berasal dari Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahulu. Mereka pergi ke Samarinda untuk membeli barang-barang kebutuhan pokok, untuk dijual kembali di kampung halamannya.
Baca juga: Menanti Sejengkal Aspal di Kabupaten Termuda, Mahakam Ulu
Jadi, terang saja, jika isi kapal ini lebih banyak terlihat barang-barang sembako. Seperti beras, tepung, garam, bawang, minuman mineral, obat-obatan bahkan gas LPG juga ada.
“Kalau dipikir-pikir, inilah alasannya, kenapa harga-harga di pedalaman lebih mahal. Karena susah bawanya. Jadi, ya, wajar saja jika harga-harga meroket disana,” kata Dewi, salah satu penumpang kapal.








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !