EKSPOSKALTIM, Bontang - Fasilitas umum, seperti perumahan dan sarana olahraga dianggap titik paling rentan terjadinya aksi kriminalitas.
Segala upaya dilakukan untuk membendung agar praktik kejahatan tak makin berkembang biak. Salah satunya memetakan titik rawan.
"Kami tempatkan anggota buser (buru sergap) berpakaian sipil, dan menggandeng aparat keamanan pengelola perumahan, seperti PT Pupuk Kaltim (PKT) untuk mengawasi lingkungan-lingkungan yang kami anggap rawan," jelas Kapolres Bontang AKBP Dedi Agustono didampingi Kasat Reskrim Iptu Rihard Nixon Hernando.
Titik rawan yang dimaksud meliputi perumahan Bumi Sekatup Damai (BSD), areal Stadion Mulawarman, Koperasi PT PKT di area kompleks perumahan PC VI, Kelurahan Satimpo, dan juga Loktuan.
Baca juga: Penjahat Pecah Kaca Beraksi di Stadion Mulawarman
Bentuk kasus yang marak, kata kasat, masih dominan terkait pencurian (C3). Modus operandinya beragam. Mencungkil jok motor hingga masuk ke rumah kosong dengan cara merusak.
"Sedangkan untuk (modus) curanmor dominan masih dengan dengan kunci letter T, untuk jambret dengan menarik tas korban," jelasnya.
Pelakunya, sambung dia, selama ini kebanyakan beraksi secara perorangan. "Walau dua orang tapi tidak terkait jaringan," jelas mantan Panit 1 Subdit III Tipikor Polda Kaltim ini.
Baca juga: Angka Kejahatan Menurun, C3 Dominasi Kriminalitas di Bontang
Dalam penanganannya, tak jarang pihaknya kerap menemui kesulitan. Seperti mengendus keberadaan pelaku yang dari luar Bontang, dan barang bukti hasil kejahatan dijual ke luar Bontang.
"Sering kali kami juga mendapati keberadaan dan keterangan saksi yang minim," jelas perwira berpangkat dua balok ini.
Mengenai tren kasus, ia mengimbau agar masyarakat waspada akan penipuan berkedok jual-beli online. Sudah tiga kasus penipuan yang ditangani sejak awal 2017. Kerugian korban, kata Nixon bervariasi antara Rp 1-3 juta.
"Atensi penipuan online ini memang sengaja kami berikan. Masyarakat jangan mudah percaya untuk bertransaksi di pasar gelap. Jika ada menghubungi untuk mengirim nomor rekening tanpa konfirmasi, jangan mudah percaya bisa jadi itu cuma kedok, " ujarnya.
"Berkaca kasus terakhir, ada seorang korban pesan ponsel, uang sudah ditransfer namun barang tak datang. Setelah coba dikonfirmasi, kontak ke penjualnya sudah gak bisa dihubungi, korban sadar tertipu dan melapor ke kami."








Untuk mengirim komentar, silahkan login atau registrasi terlebih dahulu !