BBM Kosong di Balikpapan

Home Berita Bbm Kosong Di Balikpapan

BBM Kosong di Balikpapan
Antrean mengular di sejumlah SPBU. Foto: Istimewa

Saya tak bisa melayat ke Samarinda, Selasa (20/5). Padahal yang meninggal teman seprofesi saya. Wartawan senior Bung Aan Reamur Gustam. Dia bersama saya pernah ditugasi Pak Dahlan Iskan mempersiapkan penerbitan koran harian ManuntunG alias Kaltim Post pada tahun 1988 atau 37 tahunsilam.

Catatan Rizal Effendi

SAYA hanya bisa berkirim doa. Semoga almarhum Bung Aanhusnul khotimah. Dia meninggal dunia di RS SMC Samarinda, Selasa pukul 11.02 setelah mendapat perawatan intensif. Banyak wartawan melayat ke rumah duka di kompleks perumahan PWI, Air Hitam.

Penyebab saya tak bisa ke Samarinda gara-gara terjadi kelangkaan BBM di Balikpapan dalam beberapa hari ini. Hampir semua SPBU tak bisa melayani. Yang kosong terutama Pertamax dan Pertamax Turbo. Jadi yang tersedia hanya Pertalite dan solar. Pertalite tak bisa beli bebas karena harus pakai barcode.

Saya lihat jarum penunjuk tangki BBM di mobil saya tinggal satu strip. Jadi tidak mungkin berangkat ke Samarinda. “Apaboleh buat, yang penting sudah ada niat kita melayat,” kata wartawan Sjarifuddin Hs, yang akrab dipanggil “Jenderal.” Dia tadinya mau barengan ke rumah duka.

Tak jadi ke Samarinda saya bertemu dengan Rudy Novrianto, eks wartawan Majalah Tempo Jakarta. Dia kebetulan ada di Balikpapan. Habis dari Ibu Kota Nusantara (IKN). Tak lagi di Tempo, Rudy mendampingi Basuki Hadimuljono sejak darimenteri sampai menjadi ketua Otorita IKN.

Dia kaget dan heran melihat kemacetan di kota Balikpapankarena orang lagi antre pengisian BBM di semua SPBU. “Anehjuga di kota yang ada kilang minyak Pertamina ini, tapi terjadikelangkaan BBM,” katanya dengan wajah tak habis pikir.

Kilang minyak Pertamina di Balikpapan lagi diperbesarkapasitasnya melalui proyek RDMP. Dari 260 ribu barel per harimenjadi 360 ribu. Ini terbesar di Indonesia. Jadi kurang apa lagikebesarannya.

Sebenarnya antre BBM di Balikpapan sudah lama terjadi.Terutama antre solar. Tapi kali ini yang kosong di tangki SPBU adalah Pertamax. Itu terjadi karena suplai BBM-nya dariPertamina Patra Niaga lagi macet. Setidaknya tidak lancar.Akibatnya orang menunggu berjam-jam bahkan berhari-hari.

Bagi mereka yang tidak tahan dan mendesak, mau tak maumembeli BBM eceran yang dijual pedagang kaki lima di pinggirjalan. Harganya naik sampai tiga kali lipat. Ada yang dijualsampai Rp40 ribu atau Rp50 ribu per liter. Bayangkan.

Hebat juga pedagang BBM eceran ini. Di tengah wargakesulitan mendapatkan BBM di SPBU mereka masih punyastok. Ada yang mengaku belinya ke Samarinda dan Penajambaru dijual di Balikpapan. “Masih untung,” kata Pak Udin, salahseorang penjual BBM di Kampung Baru.

Sementara itu, akibat membawa BBM dalam jeriken, sebuahmobil angkot terbakar di kawasan Telindung, Balikpapan Utara, Senin malam. Sebelumnya mobil itu menyeruduk pagar rumah,lalu meledak dan terbakar.

Mantan anggota DPRD Kaltim Ir Adam Sinte urung ikut antreanBBM di SPBU Lapangan Merdeka. “Masih berjejal,” katanya. Dia khawatir dengan kondisi ini. “Oh Balikpapanku, bisakahsaya katakan kali ini darurat sipil,” katanya di WA Group.

Tak jelas apa penyebab kelangkaan BBM di Kota Minyak ini?Ada yang bilang karena salah satu tangki penampungan milik Patra Niaga mengalami perbaikan. Jadi stok yang ada tidaksebanding dengan kebutuhan masyarakat.

Manager Communication, Relation & CSR Pertamina PatraNiaga Kalimantan Edi Mangun melalui video menjelaskan, BBM di wilayah Balikpapan tetap tersedia meski terdapatketerlambatan pendistribusian dalam beberapa hari terakhir.

Dia menyebutkan kelangkaan juga terjadi akibat lonjakanpermintaan jenis Pertamax di sejumlah SPBU sampai 370 KL per hari. Selain ada proses stock opname. “Sekarang kitamelakukan pengalihan distribusi dari fuel terminal Balikpapan ke fuel terminal Samarinda. Masyarakat tidak usah panik,distribusi segera normal,” katanya begitu. Selain dari Samarinda, Pertamina juga mendatangkan bantuan BBM dari Banjarmasin.

“TERBAKAR” DI DPRD

Menanggapi keluhan masyarakat, DPRD Balikpapan yang diketuai Alwi Al Qadri menggelar rapat dengar pendapat (RDP) dengan jajaran Pertamina Patra Niaga Kalimantan. Yang datang di antaranya Edi Mangun, manajer Humasnya, Sales Area Manager Retail Henry Eko serta pejabat lainnya.

RDP menjadi “terbakar” menyusul pernyataan protes yang kerasdari anggota Dewan Halili Adi Negara dari Fraksi PKB. Videonya beredar luas di media sosial. Halili sambil berdiri menuding perwakilan Pertamina yang dianggapnya memberikanpenjelasan tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan. “Saya sudah cek ke lapangan, masih antre di mana-mana,” katanyakeras.

Hal yang sama juga dilontarkan anggota Dewan yang lain. “Pertamina maunya apa? Mau terus menguji kesabaranmasyarakat? Ini jelas salah tata kelola,” kata Andi Arif Agung, anggota Dewan dari Fraksi Golkar.

Menurut Alwi, warga Balikpapan sudah berkali-kali mendapatperlakuan tidak nyaman dari Pertamina. Mulai kelangkaan solar, LPG 3 kg sampai soal oplosan di mana Pertamina menjanjikanmenyiapkan bengkel gratis. “Ternyata prank saja,” tandasnya.

Tak tahan mendapat hujatan, perwakilan Pertamina Niaga melakukan aksi walk out (WO). Mereka mengaku di RDP itu mendapat intimidasi. Jadi memilih angkat kaki ketimbang disemprot habis-habisan. “Saya merasa terintimidasi,” kata Edi Mangun dengan wajah masygul.

Terlepas adanya aksi WO, akhirnya RDP DPRD Balikpapan mengeluarkan sejumlah pernyataan dan kesepakatan bersama Pertamina Patra Niaga Kalimantan. Di antaranya Pertamina menyampaikan permintaan maaf, harus menjamin lancarnya distribusi, mengevaluasi kinerja manajer Humas serta siap mengundurkan diri kalau gagal mengatasi kelangkaan BBM di Balikpapan.

Malam tadi saya kaget mendapat WA dari seorang warga. Dia tanya apa saya masih bisa menjadi wali kota lagi. Saya bilang tak memungkinkan karena ada aturannya cukup dua kali saja. “Kami bingung mau mengadu ke mana soal BBM,” katanya

Gara-gara kelangkaan BBM banyak warga menyorot kepemimpinan keluarga Bani Mas’ud. Jagat medsos ramai berkomentar miring. Yang dituju adalah Wali Kota Balikpapan Rahmad Mas’ud, Gubernur Kaltim Rudy Mas’ud dan Ketua DPRD Kaltim Hasanuddin Mas’ud. “Bukankah merekacbisnisnya minyak, kok tidak bisa mengatasi kelangkaan minyakcdi daerah sendiri,” tanya Samsu, warga Karang Rejo.

Warga menyadari urusan suplai BBM tidak langsung di tangan pemerintah daerah. Tapi di bawah kendali PT Pertamina Patra Niaga. “Tapi harusnya ada koordinasi dan upaya maksimal dari Pemda bagaimana kelangkaan bisa diatasi. Kan mereka pemain minyak, jadi harusnya tahu bagaimana mengatur distribusi dan suplai minyak agar selalu lancar,” kata Agus, warga Sepinggan.

Wali Kota Rahmad Mas’ud yang baru berada di Balikpapan tadi malam langsung melakukan peninjauan ke sejumlah SPBU. Kepada awak media dia mengatakan dia turun untuk memastikan pelayanan 24 jam yang dijanjikan harus berjalan.

Dia mengaku memahami paniknya warga karena terjadikelangkaan BBM. “Tapi kita lihat sendiri antrean sudah berjalannormal. Terima kasih kepada semua warga yang menjaga kota tetap kondusif,” katanya didampingi pihak Pertamina Patra Niaga.

Sebelumnya Rahmad sempat mengimbau masyarakat jangan panik. “Pemkot sudah berkoordinasi. Beli BBM secukupnya, jangan berlebihan,” katanya begitu sebelum tiba di Balikpapan.

Seorang warga bernama Hasfi berkomentar. “Kita sudah terlalu bijak. Mau beli satu liter saja tidak ada di SPBU, kurang apa bijaknya kita,” katanya ketus.

Ada video baru dibuat Kutai News. Sudah beredar di media sosial. Judulnya: “Sejarah & Ironi Kota Balikpapan yang Warganya Sulit Dapat BBM.” Di situ diceritakan awal mulanya sejarah Kota Balikpapan dengan pengeboran minyak pertama di Sumur Mathilda, Gunung Kemendur. Namun ironinya, kota yang lahir karena minyak justru di masa kini masyarakatnya terkadang harus antre untuk mendapatkan setetes BBM.

“Balikpapan tetap Kota Minyak, tapi mungkin kini karena lebih karena sejarahnya, bukan karena nyatanya,” begitu narasi yang menutup video dari Kutai News.

Situasi SPBU di Balikpapan, Rabu kemarin berangsur pulih. Sejumlah SPBU dijaga polisi dan aparat Satpol PP. Antrean tidak lagi mengular. Kilang minyak Balikpapan juga dijaga Satuan Brimob. “Dalam sejarah Balikpapan rasanya baru sekali ini terjadi kekosongan BBM begitu parah. Kita mati di lumbung minyak,” kata Rustam nyeletuk. (*)

Editor : Maulana

Apa Reaksi Anda ?

0%0%0%0%0%0%0%0%
Sebelumnya :
Berikutnya :

Komentar Facebook

comments