Kecelakaan itu terjadi saat para pekerja melakukan penggalian manual karena alat berat ekskavator tidak dapat digunakan akibat terhalang tiang dan jaringan pipa.
Balikpapan, EKSPOSKALTIM – Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Yassierli menanggapi serius insiden kecelakaan kerja yang merenggut tiga nyawa pekerja di proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Lawe-Lawe, Desa Girimukti, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), Kalimantan Timur.
Kecelakaan itu terjadi saat para pekerja melakukan penggalian manual karena alat berat ekskavator tidak dapat digunakan akibat terhalang tiang dan jaringan pipa. Nahas, tanah di sisi galian sedalam tiga meter amblas dan menimbun tiga pekerja hingga tewas. Satu pekerja lainnya selamat dengan luka ringan.
“Ada pengawas yang akan melakukan investigasi terlebih dahulu. Nanti kita lihat hasil laporannya,” kata Yassierli kepada EKSPOSKALTIM, Kamis (30/10).
Ia menilai kecelakaan kerja tidak bisa semata-mata disalahkan pada pekerja di lapangan. “Kalau kecelakaan terjadi karena lupa terhadap aturan keselamatan, yang salah bukan hanya pekerjanya. Yang salah juga orang yang tidak memahami manusia. Ini yang disebut human factor,” ujarnya.
Menurutnya, Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bukan sekadar tanggung jawab individu, tetapi sistem yang harus dikelola secara menyeluruh. “K3 itu bukan masalah pekerja sendiri, tapi masalah sistem. Ada budaya di situ, ada cara berpikir, ada perancangan teknis yang harus direncanakan dengan baik,” tegasnya.
Peristiwa maut tersebut terjadi Selasa (28/10) sekitar pukul 16.30 Wita. Awalnya tujuh pekerja bergantian turun ke dalam lubang sedalam 2,5 hingga 3 meter untuk menggali tanah secara manual. Tak lama, dinding tanah longsor dan menimbun tiga orang yang masih berada di bawah.
Kasat Reskrim Polres PPU AKP Dian Kusnawan membenarkan kejadian itu. “Korban ada tiga yang meninggal dunia, satu dirawat di rumah sakit,” ujarnya, Rabu (9/10).
Korban meninggal masing-masing Tri Mulyono, Wendi Atnan Biu, dan Hadi Martani. Ketiganya berhasil dievakuasi, namun nyawanya tidak tertolong. Sementara korban selamat, Tri Mujianto, yang juga mandor proyek, mengalami luka ringan akibat tertimpa material longsor susulan.
Jenazah para korban telah diserahkan kepada keluarga. Satu korban dimakamkan di Penajam, dua lainnya dipulangkan ke Tanah Toraja dan Lampung Tengah. Korban selamat masih dirawat di RSUD Ratu Aji Putri Botung.
“Indikasinya memang longsor terjadi saat mereka sedang bekerja,” kata Dian. Polisi telah memeriksa sejumlah saksi dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) bersama tim inafis. “Kasus ini masih dalam tahap penyelidikan. Jika ditemukan unsur kelalaian dalam penerapan K3 atau pengawasan pekerjaan, maka perkara akan ditingkatkan ke tahap penyidikan,” jelasnya.
Pendalaman media ini menunjukkan bahwa insiden terjadi di area jaringan pipa proyek RDMP yang dikerjakan oleh PT Semen Indonesia Logistik (Silog) selaku subkontraktor.
Vice President Legal & Relation PT Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), Asep Sulaeman, menyampaikan belasungkawa atas musibah tersebut. “Kami menyampaikan duka cita yang mendalam. Prioritas utama saat ini adalah penanganan terhadap korban serta dukungan kepada keluarga yang ditinggalkan,” ujarnya, dikutip dari Nomorsatukaltim.com.
Asep menambahkan PT KPB bersama PT Silog sedang melakukan investigasi menyeluruh untuk mengetahui penyebab pasti kejadian. “Hasil penyelidikan akan menjadi dasar bagi langkah perbaikan dan pencegahan agar kejadian serupa tidak terulang,” katanya.

